BOOK REVIEW: PETER PAN
Judul buku : Peter Pan
Penulis : J.M. Barrie
Penerbit : Gramedia
Tahun terbit : 2020
Jumlah halaman : 234
Harga : Rp60.000
Tokoh
bernama Peter Pan ini pasti sudah tidak asing lagi dalam benak kita. Ia
menghiasi kita dengan kisah tentang seorang anak laki-laki yang tidak pernah
tumbuh dewasa dan tinggal dalam sebuah pulau indah bernama Neverland. Kisah
Peter Pan juga sudah dianimasikan dan difilmkan. Dari animasi dan film itu, aku
jadi jatuh cinta dengan tokoh yang selalu didampingi peri Tinker Bell ini.
Meski
sudah tahu kisahnya, tidak lengkap bagiku untuk tidak membaca juga bukunya.
Buku karya J.M. Barrie yang termasuk dalam seri English Classic Gramedia ini
mengisahkan Peter Pan dan Wendy—ceritanya hampir sama seperti dalam film Peter
Pan (2013). Tidak kalah seru, malah lebih seru dari buku menurutku.
Dikisahkan,
terdapat sebuah keluarga Darling yang memiliki tiga anak; Wendy, John, dan
Michael. Mereka memiliki seorang pengasuh bernama Nana—yang merupakan seekor
anjing. Ketiga anak Darling ini percaya akan Peter Pan dan Neverland yang sering
hadir di mimpi mereka. Hingga pada suatu hari, ketika Mr. Darling dan istrinya
keluar untuk menghadiri pesta dan Nana diikat di halaman belakang rumah, Peter
Pan datang untuk mencari bayangannya yang tertinggal. Ketika dia berhasil
menemukan bayangannya, dia menangis karena bayangan itu tidak bisa lagi merekat
pada dirinya. Namun kemudian, Wendy menjahitkannya dan bayangan itu pun menyatu
dalam tubuhnya.
Setelah
itu, Peter mengajak Wendy untuk ikut serta ke Neverland. Dia mengiming-imingi
semua hal ajaib tentang pulau itu kepada Wendy dan Wendy pun tergiur. Wendy
bersedia menjadi ibu bagi anak-anak hilang Neverland dan bersedia untuk
mengisahkan kelanjutan kisah Cinderella kepada mereka. Akan tetapi, karena dia
ingat dengan adik-adiknya, dia meminta kepada Peter untuk membawa mereka ikut
serta. Peter bersedia, tapi sedari tadi Tinker Bell terus saja tidak mau dan
cemburu dengan perlakuan Peter kepada Wendy. Peter tidak peduli, dan
iring-iringan anak-anak terbang itu pun segera menuju pulau Never.
Di
pulau itu, terdapat rumah bawah tanah, anak-anak hilang, orang-orang suku
Indian, buaya yang memiliki bunyi tik-tik-tik, telaga, putri duyung, harta
karun, serta gerombolan bajak laut Jolly Roger yang dipimpin oleh James Hook.
Para bajak laut inilah yang pada akhirnya mengusik kehidupan anak-anak bahagia
di Neverland karena James Hook sangat ingin menghabisi Peter Pan.
Penyerbuan
para bajak laut terjadi ketika pada suatu hari Wendy dan kedua adiknya ingin
pulang ke rumah. Mereka sudah berpamitan kepada Peter dan anak-anak hilang
Neverland pun bersedia ikut untuk kemudian diadopsi oleh keluarga Darling.
Namun, ketika mereka keluar dari lubang-lubang pohon pintu masuk rumah bawah
tanah, mereka ditangkap oleh James Hook dan para anak buahnya. Pertempuran pun
tak dielakkan.
Seperti
pada semua kisah yang ada, tentu yang menang adalah tokoh protagonis—meski
sebelumnya terdapat hal yang membuat pahlawan hampir telat dan tiba di
detik-detik akhir. Seperti itulah pahlawan dan dalam kasus kita ini,
pahlawannya adalah Peter Pan. Dia datang ketika para bajak laut hendak
menceburkan satu per satu anak-anak hilang dari kapal dan mereka pun sudah
mengikat Wendy di dalam kabin.
Hal
yang membuat Peter Pan telat datang adalah karena dia tidur dan mengira Wendy
dan anak-anak lainnya yang dipimpin pulang oleh Tinker Bell sudah terbang
menjauhi Neverland. Padahal mereka ditangkap oleh James Hook. Lalu, secara
tiba-tiba dan tergesa, Tinker Bell datang dan mencegah Peter untuk meminum air
karena air yang ada di dekat tempat tidurnya sudah diracun oleh James Hook saat
dia tidur. James Hook bisa masuk ke dalam rumah bawah tanah yang tersembunyi
itu lewat pintu rahasia Slightly gendut yang tentu saja lubangnya bisa muat
pada dirinya.
Peter
tidak percaya kalau minumannya telah diracun sehingga Tinker Bell dengan
heroiknya meminum air itu. Perlahan, cahaya peri yang dipancarkan Tinker Bell memudar
dan peri itu pun terjatuh. Dia hampir mati karena diracun, sehingga Peter harus
masuk ke dalam mimpi semua anak yang sedang bermimpi tentang Neverland dan
menanyakan kepada mereka apakah mereka percaya terhadap eksistensi peri. Karena
kepercayaan mereka inilah, Tinker Bell sembuh, bahkan lebih bersinar dari
sebelumnya. Setelah itu, dengan tergesa, Tinker Bell menyuruh Peter untuk
mengikutinya menuju kapal Jolly Roger.
Ketika
dalam perjalanan, Peter bertemu dengan seekor buaya besar yang bersuara
tik-tik-tik karena secara tidak sengaja menelan jam. Peter heran kenapa buaya
itu sekarang tidak berbunyi tik-tik-tik. Mungkin karena baterai jam itu habis?
Karena Peter cerdik, dia pun memanfaatkan keadaan itu dan meniru suara
tik-tik-tik agar James Hook ketakutan.
Peter
berhasil menipu James Hook dan anak buahnya ketika tiba di kapal itu dan karena
ketakutan, para anak buah Hook menceburkan diri ke laut. Mereka juga sempat
bertarung dengan anak-anak hilang Neverland yang pemberani. James Hook pun
akhirnya ikut melompat ke laut, namun tragisnya ia ditangkap dan sudah ditunggu
oleh buaya besar yang mengincarnya. Tamatlah riwayat James Hook.
Setelah
pertarungan ini selesai, mereka menggunakan kapal Jolly Roger untuk pulang ke
rumah Wendy. Mr. Darling dan istrinya sudah menanti mereka sejak lama dan
selalu membuka jendela kamar mereka—yakin kalau suatu hari mereka akan terbang
pulang. Mr. Darling juga amat terpukul dan menyalahkan diri sendiri, mengira
kalau pengusiran Nana ke halaman belakanglah penyebab anak-anak
meninggalkannya. Namun, pada akhirnya anak-anak itu pulang dan bahkan ketambahan
anak-anak hilang Neverland. Kecuali Peter, karena anak itu selamanya akan tetap
menjadi anak-anak dan membenci orang-orang dewasa.
Yang
menyedihkan adalah ketika perpisahan antara Peter dan Wendy tak terelakkan.
Peter tetap membenci menjadi dewasa sedangkan Wendy ingin sekali menjadi
dewasa. Perbedaan inilah yang memisahkan mereka. Akan tetapi, Mrs. Darling
dengan kebaikan hatinya mengizinkan Wendy untuk mengunjungi Neverland selama
sepuluh hari di setiap musim semi. Oleh karena itu, setiap musim semi tiba,
Wendy menunggu Peter dengan mengenakkan gaun kesukaannya.
Seharusnya
ritual setiap musim semi ini akan menjadi acara tahunan yang menyenangkan,
tetapi Peter Pan adalah anak yang pelupa. Dia bahkan sering lupa siapa itu
Tinker Bell, sehingga tentu saja dia lupa berapa lama waktu yang telah berlalu.
Dia mengira mengunjungi Wendy setiap tahun, padahal telah bertahun-tahun
lamanya jarak yang terbentang di antara kunjungan satu dengan kunjungan
selanjutnya. Hingga pada suatu hari, ketika Peter mengunjungi Wendy, gadis itu
telah menjadi sosok dewasa yang sudah menikah, bahkan memiliki anak.
Ini
ending yang cukup sedih menurutku, tetapi bisa saja dilihat dari sudut pandang
bahagia karena anak Wendy-lah yang menggantikannya mengunjungi Neverland
bersama Peter. Setelah anak Wendy tumbuh dewasa, maka digantikanlah oleh
cucunya. Begitu terus hingga keturunan-keturunan selanjutnya.
Buku
dongeng ini bagus sekali, mengingatkan kita tentang dongeng-dongeng masa kecil.
Hal aneh yang kudapati dari buku ini adalah rating umurnya yang bertuliskan
17+. Mungkin ini disebabkan oleh adegan-adegan kekerasan pada saat perang melawan
bajak laut Jolly Roger. Sedangkan pada kekurangan, aku mendapati sisi
terjemahan yang menurutku kurang enak saja. Seharusnya bisa diperbaiki lagi
bahasanya. Kuharap suatu hari aku bisa membaca versi asli bahasa Inggrisnya.
Kalau
ingin membacanya, jangan ragu. Ceritanya penuh petualangan, kok. Gas, baca! Rasakan
sensasi tersesat di pulau Neverland bersama Peter Pan. Selamat membaca bukunya
dan terima kasih telah membaca blogku <3.
Comments