CURRENTLY ACTIVITIES AND RANDOM THINGS (A VERY SHORT ARTICLE)

Hello comrades!

Hari ini aku mencoba menerapkan beberapa tips produktif dan cara membuat to do list yang efektif dari seorang Youtuber—lupa nama channel, malas mengecek. Sebenarnya kita butuh Google Calendar, tapi karena pas buka ternyata berbayar, akhirnya aku pakai cara konvensional saja, yaitu dengan menulis di buku serbaguna. Kenapa menyebutnya serbaguna? Karena buku itu selalu aku bawa ke mana-mana, biasanya kutulisi tentang apa yang spontan ada di kepalaku dan random saja gitu. Tidak melulu tentang kejadian harian seperti buku diary, tapi kadang aku isi dengan outline dari cerita yang mau aku tulis atau bahkan review buku yang aku baca. Campur semuanya, karena enak aja gituloh, punya buku yang bisa jadi tumpahan segala hal yang ada di kepala kita.

Ternyata bekerja optimal. Sebagai pengingat, aku menyusun alarm dan memberi judul alarm tersebut sesuai apa yang harus kulakukan. Hal ini membuatku tidak bablas dalam mengerjakan sesuatu karena ada bunyi alarm untuk mengingatkanku berhenti sebelum lanjut mengerakan hal lain. Selain itu, dengan alarm, aku juga tidak perlu mengecek jam berapa sekarang dan kapan aku harus berhenti melakukan kegiatan ini.

Kamu bisa mulai mencobanya juga, guys. Ditambahi dengan beberapa improve hal kecil seperti mengorganisasi kamar agar selalu rapi, atau menyirami bunga setiap sore sebagai terapi. Selain kita bisa menjadi lebih disiplin, believe me kalau mental kita bisa lebih sehat.

Aku mau cerita—dari tadi juga sudah cerita, hm.

Beberapa hari ini, Instagramku isinya acara webinar dan volunteer semua. Karena muncul terus, akhirnya aku juga ikutan. Biar lebih produktif, kataku. Namun, kenyataannya, sekarang aku overwhelmed. Terlalu banyak hal yang harus aku kerjakan. Apalagi orientasi kampusku juga sedang sibuk-sibuknya dan aku juga lagi belajar Bahasa Belanda. Belum lagi aku masih harus baca banyak buku—ini hobi dan sudah aku deklarasikan menjadi pekerjaan seumur hidup.

Aku takut sok sibukku ini jadi toksik yang bisa membuat intensitas ngobrol bersama teman dan bacot di Twitter jadi terganggu. Well, sudah terganggu sih, sejak seminggu lalu. Aku sudah malas bikin konten di Twitter dan slowrespon di Whatsapp. Ya kalau ada waktu pasti Aufi sempatkan.

Ada juga satu lagi! Aku kangen banget nongkrong. Sumpah, kangen setengah mati buat bacotin everything bersama teman-teman, baik di kafe cantik atau pun pinggir jalan biasa. Kamu juga kangen gak, sih dengan nongkrong-nongkrong gitu? Ingin sekali, tapi keadaan virus yang tidak mendukung dan acara yang padat semakin membuat pelik jadwal nongkrong.

Jangan menyepelekan manfaat nongkrong, kamerad. Kita bisa dekat banget dengan teman ya salah satu caranya dengan nonkrong. Kita bisa saling membagi pengalaman dan cerita, even gosip. Apalagi umur-umur muda seperti kita ini, pasti tidak lengkap kalau tidak nongkrong-nongkrong bareng teman. Puncak keseruan dari nongkrong adalah saat kita pulang, kita baru ingat kalau belum fotbar. Terlalu asyik ngobrol, sih.

Sekali lagi, yang berlebihan itu tidak baik, termasuk nongkrong. Bisa menghabiskan uang banyak kalau nongkrongnya sering di tempat elit. Huhu, mending dipakai buat beli buku deh, uangnya.

Alternatif lain selain nongkrong—untuk bisa berkumpul bersama teman-teman di era pandemi yang malesi ini adalah telfonan. Wah, penemuan yang sangat jenius! (Apaan, orang klise banget gitu). Dengan mengobrol dengan teman lewat telfon, kita bisa tetap menjalin hubungan silahturahmi karena tidak bertemu bukan berarti pertemanan kita akan putus.

So, pesanku di blog kali ini, tetap keep in touch with your friends, whether you have new circles or not. Banyak teman, banyak kebahagiaan. Kecuali teman toksik, tidak ada pilihan lain selain menghapusnya dari daftar teman, hehe.

Sorry for typing too short blog because I’m busy

Comments

Popular Posts