BOOK REVIEW: ATOMIC HABITS BY JAMES CLEAR
Hello Comrades!
Akhirnya
selesai juga aku membaca Atomic Habits by James Clear (buku yang menurutku worth and works). Tulisan di dalam buku ini menyadarkan kita kalau
perubahan-perubahan yang kita kira kecil dan tak berarti sebenarnya sangat
berpengaruh besar terhadap perubahan-perubahan lain. Perbaikan-perbaikan kecil
ini walau 1%, sangat berarti bagi jangka panjang. Bayangkan 1% perbaikan kalau
kita lakukan setiap hari, tentu kita akan improving
ourselves hingga menjadi manusia yang 37 kali lebih baik di penghujung
tahun. Satu kemenangan kecil dan satu kemunduran remeh dapat terakumulasi
menjadi jauh lebih besar pada akhirnya. So,
jangan menganggap remeh perubahan kecil ya, teman-teman.
Hal-hal kecil
yang berpengaruh besar itu contohnya apa sih, Fi?
Misalkan
ketika kamu bangun tidur. Di situ, kamu dihadapkan oleh dua pilihan yang kecil
dan sederhana; langsung mandi atau lanjut tidur. Ketika kamu memutuskan untuk
lanjut tidur, kemungkinan besar kamu akan malas-malasan sepanjang hari dan
hanya scrolling Instagram dan Tiktok
sampai mampus. Kalau misal kamu mengambil pilihan yang satunya yaitu mandi,
kemungkinan besar akan sulit bagi kamu untuk tidur lagi. Setelah itu, kamu coba
untuk keluar, jalan-jalan, bersih-bersih, dan hasilnya? Kamu jadi produktif.
Mungkin
pilihan tentang mandi atau tidak masih terlalu makro. Kita pilih yang lebih
mikro yaitu tentang gairah memulai untuk belajar. Tips yang terdapat dari buku
ini adalah, buat jadi mudah dan terlihat.
Maksudnya gimana? Kalau kita mau ingin rajin belajar, letakkan buku atau
laptop di dekat kita agar mudah dijangkau. Misalnya kita letakkan di nakas
samping tempat tidur. Saat kita sering melihat benda-benda untuk belajar ini,
kita jadi punya responsibility sendiri
untuk membuka dan memulai belajar. So, buat
jadi mudah ya. Aku juga selalu menerapkan hal ini; meletakkan laptop di nakas
dalam keadaan terbuka dan menaruh buku bacaan di atas tempat tidur. Agar apa? Agar
aku selalu memiliki keinginan untuk mengetik sesuatu dan membaca buku saat
gabut di tempat tidur. Well, kasur
adalah tempat terbaik dalam melakukan beberapa hal selain tidur, termasuk
produktifitas membaca dan menulis.
Prinsip
sebelumnya bisa kita gunakan untuk menghindari hal-hal tertentu juga, seperti
bagaimana agar kita tidak terus-menerus membuka ponsel dan mengabaikan kegiatan
produktif. Caranya dengan menjauhkan HP dari pandangan kita, entah kita taruh
ke lemari lalu mengunci dan memberikan kuncinya ke ibu, meletakkan di ruangan
sebelah, dan sebagainya. Kalau misal kita tidak bisa terpisah dari HP karena
semua pekerjaan dari HP, kita bisa mute aplikasi-aplikasi
tidak berguna yang bisa mendistraksi kita. Begitu deh.
Sedangkan untuk
menjadi lebih produktif lagi setelah
melakukan suatu pekerjaan dan hendak melanjutkan pekerjaan lain, di buku ini
juga ditulis metode: menjadikannya
spesifik dan jelas. Misalnya, kita pada suatu pagi bangun tidur lalu mulai
membersihkan tempat tidur kita. Ketika masih melipat selimut dan merapikan
sprei, kita bisa mulai menyusun suatu kalimat di dalam kepala: setelah melipat
selimut ini aku akan mandi dengan segera. Ketika kita sedang mandi, tanamkan
kalimat apa yang akan kita lakukan setelahnya, misal: setelah mandi, aku akan
menyeduh teh dan membuka laptop untuk bergabung ke webinar. Lanjutkan untuk
kegiatan selanjutnya.
Aku punya tips
tersendiri agar kita tidak rebahan terus karena tidak ada yang harus dilakukan, yakni dengan menghitung satu sampai
sepuluh. Setelah hitungan ke sepuluh, aku akan melakukan apa pun yang bisa aku
lakukan, entah melukis, menyapu, membersihkan laci, dan berbagai kegiatan
lainnya. Mudah sekali, bukan?
Kita juga bisa
memberikan reward kecil atas aktivitas yang telah kita lakukan. Hal ini bisa
membuat kita terpacu untuk produktif, loh. Contohnya aku, yaitu komitmenku
ketika belajar UTBK dulu, satu subtes berhadiah satu episode anime. Lucu
banget, dan aku jadi terus lanjut ke subtes-subtes berikutnya karena penasaran
dengan kelanjutan anime.
By the way, di buku ini
juga disebutkan fakta-fakta menarik. Tahu gak sih, lingkungan berpengaruh banyaaaak
banget sama kita. Bahkan kata James Clear, jika IQ sahabat kita lebih tinggi dari
kita, IQ kita juga bisa ikutan tinggi. Nular begitu, guys. Kita tuh menyerap kualitas-kualitas
dan kebiasaan-kebiasaan orang di sekitar kita. So, coba deh lihat orang-orang di sekitarmu, mereka bisa jadi
lingkungan positif apa sebaliknya? Kalau belum, mari kita perbaikiiii (pakai
nada Sisca Kohl).
So, coba deh
baca buku ini. WORTH IT banget dan bisa LIFE CHANGING. Kita bisa sadar kalau
sebenarnya perubahan-perubahan yang ekstrem dan mendadak itu jarang efektif
karena bisa mendadak pula kita malas melakukan semua itu. Yang paling penting
bagi James Clear dan juga kita semua adalah perubahan kecil, lambat, tapi
konsisten. Dan menurutku, sebelum kita memulai untuk mengubah sedikit demi
sedikit kebiasaan kita, kita hendaknya tahu dulu nih apa target kita. Targetnya
kecil-kecil saja kok, misalnya target membaca 3 buku sebulan. Kita bisa mulai
dari menaruh buku di atas tempat tidur dan membaca beberapa lembar sebelum
ngantuk. It works.
Aku jadi ingat
perkataan dari suatu tokoh—aku lupa siapa—yang mengatakan kalau kebaisaan kita
adalah kita. Paham gak? Kayak… coba deh kita refleksi kebiasaan kita selama
ini. Kalau cuma tiduran dan gak melakukan apa-apa, bisa jadi kita adalah
seorang pemalas. Namun, aku masih menormalisasi kemalasan sih, karena gak
apa-apa malas; yang penting mental kita sehat. Sekarang tuh, mental sehat dan
bertahan hidup sampai pandemi selesai saja sudah cukup bangettt kok. So, don’t worry.
Btw, aku nulis beberapa kata-kata yang aku highlight. Kata-kata ini tidak berasal dari awal buku sampai tamat, tapi berasal dari halaman-halaman yang mendekati tamat karena aku LUPA highlight dari awal. Baru nyadar di akhir gitu, guys. Check this out!!!!
o Gen
tidak menentukan takdir Anda. Gen menentukan bidang tempat Anda memiliki
kesempatan. Bidang tempat Anda secara genetik diramalkan sukses adalah bidang
tempat kebiasaan lebih mungkin memuaskan. Kuncinya adalah mengarahkan upaya
Anda ke tempat-tempat yang selain menggairahkan juga sesuai dengan keahlian
alami Anda, menyesuaikan ambisi dengan kemampuan.
o Anda
tidak harus membangun kebiasaan-kebiasaan yang disarankan orang lain. Pilihlah
kebiasaan yang paling sesuai dengan Anda, bukan kebiasaan yang paling populer.
Ambil kebiasaan yang tepat, maka kemajuan menjadi mudah. Ambil kebiasaan yang
keliru, maka hidup menjadi sulit.
o Kita
semua memiliki waktu yang terbatas di planet ini, dan yang betul-betul hebat di
antara kita adalah orang-orang yang tidak hanya bekerja keras, tapi juga
memiliki keberuntungan yang baik untuk bertemu dengan kesempatan-kesempatan
yang menguntungkan kita.
o Bekerja
keraslah pada hal-hal yang ternyata mudah.
o Orang
yang sungguh sukses merasakan kurangnya motivasi seperti semua orang lain.
Bedanya adalah mereka masih mencari cara untuk tetap datang berlatih meskipun
sebetulnya merasa bosan.
o Profesional
memilih taat pada jadwal; amatir memilih melewatkan kewajiban. Professional
tahu mana yang penting bagi mereka lalu melakukan kewajibannya dengan sadar;
amatir mundur dari kewajiban dengan alasan ada yang lebih mendesak dalam hidup
mereka. Professional bertindak bahkan ketika suasana hati tidak mendukung.
Mereka mungkin tidak menikmatinya, tapi mereka punya cara agar kewajiban tetap
dijalankan.
o Satu-satunya
cara untuk menjadi hebat adalah terus bersemangat ketika mengerjakan hal yang
sama berulang-ulang. Anda harus jatuh
cinta pada kebosanan.
Comments