BOOK REVIEW: SIAPA YANG DATANG KE PEMAKAMANMU SAAT AKU MATI NANTI?
Dag
Allemaal!
Now, I’m going to write a book review of Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati
Nanti? by Kim Sang-hyuhn.
Ini
buku pengembangan diri terjemahan Korea yang pertama kali aku baca. Ceritanya bukan
hanya tentang kematian, tapi bagaimana cara kita hidup dengan lebih hidup,
bagaimana terus menjadi orang baik, bagaimana merangkul kesedihan dan
kesalahan, serta bagaimana menghargai kebahagiaan. Membaca buku ini tidak boleh
sekedar baca lalu tutup buku, tapi juga seperti buku pengembangan diri yang
lain, kita harus mengaplikasikannya ke dalam kehidupan kita.
Untuk
membaca buku ini, kita harus diam sebentar di setiap bagian dari babnya untuk
refleksi diri dan berdialog dengan diri sendiri—bagaimanakah kita selama ini?
Apakah kita sudah cukup baik sehingga orang-orang akan datang ke pemakaman kita
saat kita mati? Well, guys, kematian tidak sesederhana itu. Kalau kebaikan kita
masih hidup dalam benak orang lain dan kita masih diingat di dalam hati mereka,
maka kita masih hidup—belum benar-benar mati.
So
far, buku ini bagus sekali di baca ketika kita sedang penat menjalani hari dan
cocok sekali di baca saat malam. Di baca di kereta juga asyik, di mobil juga
bisa—kalau tidak pusing.
(Guys,
sebenarnya aku sedang tidak mood hari ini. Sangat sangat sangat tidak mood. Aku
malas memusingkan pendapatku sendiri tentang buku ini. Intinya buku ini bagus
sekali. Aku tidak bisa memaksakan diri untuk melanjutkan karena kalau tidak menulis
dengan penuh cinta, tulisanku tidak akan sampai ke pembaca.)
Aku
tulis di sini kata-kata favorit yang aku highlight
di buku ini. Aku tulis juga sebagai healing
diri pribadi.
#1
Kadang, aku merasa tidak nyaman dan
tidak bahagia dengan keberadaan orang lain, padahal biasanya aku tidak bisa
hidup tanpa orang lain. Aku jadi berpikir, jangan-jangan meski kita saling
membutuhkan, kita juga adalah beban bagi satu sama lain.
#2
Jadi, tidak perlu mencemaskan
kecemasan, tidak perlu gelisah akan kegelisahan, dan tidak perlu takut akan
rasa takut. Karena, kebahagiaan akan segera datang. Kita hanya perlu membiarkan
diri kita mengalir bersama kebahagiaan.
#3
Kehidupan? Pada akhirnya, kita akan
hidup sendirian. Tahun-tahun akan berlalu begitu saja. Jadi, jangan hanya
berdiam diri. Lakukan apa pun yang ada dalam pikiranmu.
#4
Orang lain pun tidak mengetahui
semuanya. Ada baiknya tutup telinga untuk sementara saat kita memulai sesuatu
atau melakukan sesuatu yang baru. Tidak ada yang salah. Meski menuju ke arah
yang tidak sesuai dengan harapan, kita sedang menuju ke sebuah tempat yang
bagus. Jadi, jangan cemas.
#5
Sampai kapan pun, kehidupan ini
tidak akan pernah sejalan dengan apa yang kita pikirkan, juga tidak sesuai
dengan rencana yang sudah kita persiapkan.
#6
Segala sesuatu akan berlalu. Jadi. Bukankah
tidak ada salahnya mengarahkan kejadian buruk apa pun ke arah yang lebih baik?
Dengan demikian, itu akan bisa diingat sebagai kejadian yang lebih bermakna.
Apa pun itu, jika pada akhirnya
semua akan menjadi kenangan, aku ingin meninggalkan kenangan yang indah. Saat ini
pun suatu saat akan jadi kenangan, dan aku percaya kenangan itu akan
mengagumkan.
#7
Hidupku ini hanya satu, tapi aku
memiliki begitu banyak peran.
#8
Agar ‘tidak menjadi seseorang yang
merasa paling benar’, aku tidak boleh memaksakan pikiran dan pendapatku. Aku harus
mengembangkan kemampuan untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Aku harus selalu ingat, bahwa apa yang kupikir bisa saja
salah. Aku tidak boleh membeda-bedakan orang yang satu dan orang lainnya dalam
hubunganku dengan mereka. Aku harus memiliki keberanian untuk tetap membiarkan
telinga dan pikiranku terbuka setiap saat. Aku juga harus bisa merekomendasikan
sesuatu yang baik terlebih dahulu. Dengan demikian, saat seseorang mengingatku,
orang itu bisa merasakan kehangatan hatiku dan tahu bahwa aku ini orang yang
baik.
Pertanyaan dan kekhawatiran tentang
hidup akan terus berubah, berbeda-beda tergantung pada situasi yang sedang
kuhadapi. Namun, keinginanku tidak akan berubah; untuk hidup dalam kehangatan
bersama orang yang mendukung pemikiran dan nilai hidup yang kucari.
Setelah ini pun, akan ada lebih
banyak peran untuk kumainkan. Karena itu aku ingin hidup dengan hati yang
jernih. Bahkan jika dipertemukan dengan orang yang kukenal di masa lalu,
alih-alih malu, aku ingin bisa menyapa dan bertanya kabar, hidup sebagai orang
yang bisa dengan bebas mengucapkan salam dan mengharapkan kebahagiaan.
#9
Kamu dibentuk oleh rasa sakit dan air
mata yang mengalir karena usaha kerasmu untuk tetap bertahan. Tidak penting
bagaimana orang berpikir tentangmu. Aku ingin menyampaikan, hiduplah sebagai
dirimu.
#10
Apa yang berharga bagiku? Bagaimana
mempertahankannya? Bagaimana caranya mewujudkan cita-cita? Mungkin aku baru
akan bisa memahami itu semua setelah waktu berlalu, setelah mengalami begitu
banyak hal, setelah merasakan pertemuan dan perpisahan.
Sepuluh
saja ya teman-teman. Believe me, banyak
banget kata-kata yang relate dengan
kehidupan kita sekarang. Bahkan, it helps
juga bagi kita-kita yang sedang krisis identitas. So, buku ini tidak diragukan lagi untuk dibaca. Selamat membeli dan
membaca!
Comments