Advice Session: Saving Money

 Halooo!

Aku mau menulis di label Advice Session lagi karena aku butuh menasihati diriku sendiri terkait apa yang terjadi belakangan hari ini. Aku juga menulisnya di sini agar manfaatnya bukan cuma mengalir ke aku, tetapi juga pada teman-teman yang kiranya sedang “tersesat dalam hidup” sepertiku.

Aku mendapatkan nasihat-nasihat ini tidak berasal dari orangtuaku. Well, jarang sekali orangtuaku panjang lebar menasihatiku. Mereka kayak sudah merasa percaya denganku dan memandangku sebagai anak yang sudah cukup baik. Bahkan mungkin sesuai ekspektasi mereka—walaupun aku tidak yakin mereka berekspektasi. Cui, orangtuaku santai banget. Untungnya mereka juga punya anak sepertiku yang tahu kalau santainya orangtua itu harus aku barengi dengan rasa tanggungjawab.

Well, tidak semua disantaikan, sih. Orangtuaku tidak bisa digugat perihal solat dan membaca Al-Qur’an. Mereka pikir kalau aku masih dalam tuntunan solat dan Al-Qur’an insyaallah tidak akan aneh-aneh kelakuannya. Semoga aku tetap di jalan Allah, aamiin.

Advice Session yang kubahas kali ini adalah soal keuangan. Belakangan ini aku agak kalap dengan diskon buku dan perintilan tidak perlu. Walaupun belinya tidak banyak juga dan aku tidak menyesal juga, tapi miris sekali lihat isi dompet, bunda. Ya masih ada, tapi kok… berkurang banyak, ya? Hadehh, ini artinya aku tidak sadar membelanjakan uangku ke mana saja. Kalian pernah juga tidak sih belanja ini itu tanpa sadar kalau sudah habis banyak?

Nah, kayaknya perlu nih kita semua untuk sadar dengan apa yang kita belanjakan. Menurut informasi yang aku cari tadi, ada beberapa tips yang bisa kita gunakan untuk lebih hemat dalam membelanjakan uang. You know, hemat penting banget. Apalagi di kehidupan serba gemerlap seperti sekarang ini yang tiap tanggal kembar ada diskon besar-besaran, tiap buka WA isinya teman promosi jualan, tiap buka IG isinya endorse-an. TENANG. Seperti lagunya Yura Yunita, kita harus tenang. Jangan gegabah dalam membeli apapun. Malah terkadang meski diskon dan kita membelinya murah, barang itu ujung-ujungnya tidak kepakai. Alias, seharusnya tidak usah kita beli.

Tips pertama dari how to save our money is kita harus benar-benar riset sebelum memutuskan membeli barang. Terkadang karena kalap diskon kita tidak berpikir dua kali. Kebiasaan ini harus segera dihentikan. Kita harus riset dulu di dalam otak, kira-kira kita benar-benar butuh atau cuma pengin, sih? Atau misalkan kita butuh, sebutuh apa, sih? Memangnya beneran dipakai? Sesering apa dipakainya? Jangan-jangan jarang. Kalau jarang ya tidak usah. Kita bisa pinjam barang itu ke teman atau tetangga, kan?

Yang kedua adalah seremeh apa barang tersebut. Bukan remeh bagaimana, tapi kadang barang yang kita beli sebenarnya bisa kita buat sendiri di rumah. Kita bahkan bisa do it yourself dan menjadikannya kegiatan menyenangkan daripada cuma menggabutkan diri scroll media sosial. Kalau tidak bisa membuatnya, ya ampun, fren, jangan ngeluh, dong! Ada Youtube, blog, dan berbagai laman tutorial yang bisa kita manfaatkan. Effort dikit kek, ya elah.

Yang ketiga, kalau kita terpaksa harus beli karena benar-benar urgent dan tidak bisa kita buat sendiri, kita harus beli yang benar-benar awet dan kalau bisa yang murah. Aku kayaknya sudah keseret kultur Belanda yang suka gratisan dan barang-barang murah, tapi benar, deh. Tidak semua barang murah itu jelek. Bahkan, untuk baju kita bisa thrift. Sudah banyak juga laman di media sosial yang menjual baju-baju thrift. Tapi tentu, beli secukupnya. Nanti malah karena murah belinya jadi banyak… sama saja, dong.

Yang keempat dan paling seru untuk dilakukan adalah membuat tantangan. Nah, siapa yang suka tantangan? Ayo angkat tangan! Aku tipikal orang yang juga sangat menyukai tantangan. Dalam menghemat uang, kita bisa juga menerapkan hal ini, yaitu dengan  no shopping challenge. Pertama-tama jangan yang ekstrem dulu. Kita bisa menjalankannya selama seminggu, terus berlanjut sebulan, bahkan bisa setahun. Bayangkan berapa uang yang akan kita hemat!

Tentu saja kita tidak boleh memaksakan diri dalam challenge ini. Untuk kebutuhan primer harus tetap selalu tercukupi. Namun, untuk hal-hal yang bisa kita hindari seperti sering nongkrong, jajan-jajan boros, itu sangat bisa dikendalikan. Semangat yuk, pasti kita bisa.

Saranku untuk diriku sendiri dan juga kalian, mumpung habis ini tahun baru kita bisa banget nih mulai resolusi tahun baru dengan goal berhemat. Kita juga bisa menetapkan tujuan kenapa kita harus berhemat. Untuk aku, aku ingin berhemat karena ingin boros di akhir. Adegan ini tidak boleh ditiru, terimakasih.

Comments

Popular Posts