Advice Session: Saving Money
Aku mau
menulis di label Advice Session lagi karena aku butuh menasihati diriku sendiri
terkait apa yang terjadi belakangan hari ini. Aku juga menulisnya di sini agar
manfaatnya bukan cuma mengalir ke aku, tetapi juga pada teman-teman yang
kiranya sedang “tersesat dalam hidup” sepertiku.
Aku
mendapatkan nasihat-nasihat ini tidak berasal dari orangtuaku. Well, jarang sekali orangtuaku panjang
lebar menasihatiku. Mereka kayak sudah merasa percaya denganku dan memandangku
sebagai anak yang sudah cukup baik. Bahkan mungkin sesuai ekspektasi mereka—walaupun
aku tidak yakin mereka berekspektasi. Cui, orangtuaku santai banget. Untungnya
mereka juga punya anak sepertiku yang tahu kalau santainya orangtua itu harus aku
barengi dengan rasa tanggungjawab.
Well, tidak semua
disantaikan, sih. Orangtuaku tidak bisa digugat perihal solat dan membaca
Al-Qur’an. Mereka pikir kalau aku masih dalam tuntunan solat dan Al-Qur’an insyaallah tidak akan aneh-aneh
kelakuannya. Semoga aku tetap di jalan Allah, aamiin.
Advice Session
yang kubahas kali ini adalah soal keuangan. Belakangan ini aku agak kalap dengan diskon buku
dan perintilan tidak perlu. Walaupun belinya tidak banyak juga dan aku tidak
menyesal juga, tapi miris sekali lihat isi dompet, bunda. Ya masih ada, tapi
kok… berkurang banyak, ya? Hadehh, ini artinya aku tidak sadar membelanjakan
uangku ke mana saja. Kalian pernah juga tidak sih belanja ini itu tanpa sadar
kalau sudah habis banyak?
Nah, kayaknya
perlu nih kita semua untuk sadar dengan apa yang kita belanjakan. Menurut
informasi yang aku cari tadi, ada beberapa tips yang bisa kita gunakan untuk
lebih hemat dalam membelanjakan uang. You
know, hemat penting banget. Apalagi di kehidupan serba gemerlap seperti
sekarang ini yang tiap tanggal kembar ada diskon besar-besaran, tiap buka WA
isinya teman promosi jualan, tiap buka IG isinya endorse-an. TENANG. Seperti lagunya Yura Yunita, kita harus tenang.
Jangan gegabah dalam membeli apapun. Malah terkadang meski diskon dan kita
membelinya murah, barang itu ujung-ujungnya tidak kepakai. Alias,
seharusnya tidak usah kita beli.
Tips pertama
dari how to save our money is kita
harus benar-benar riset sebelum memutuskan membeli barang. Terkadang karena
kalap diskon kita tidak berpikir dua kali. Kebiasaan ini harus segera
dihentikan. Kita harus riset dulu di dalam otak, kira-kira kita benar-benar
butuh atau cuma pengin, sih? Atau misalkan kita butuh, sebutuh apa, sih?
Memangnya beneran dipakai? Sesering apa dipakainya? Jangan-jangan jarang. Kalau
jarang ya tidak usah. Kita bisa pinjam barang itu ke teman atau tetangga, kan?
Yang kedua
adalah seremeh apa barang tersebut. Bukan remeh bagaimana, tapi kadang barang
yang kita beli sebenarnya bisa kita buat sendiri di rumah. Kita bahkan bisa do it yourself dan menjadikannya
kegiatan menyenangkan daripada cuma menggabutkan diri scroll media sosial. Kalau tidak bisa membuatnya, ya ampun, fren,
jangan ngeluh, dong! Ada Youtube, blog, dan berbagai laman tutorial yang bisa
kita manfaatkan. Effort dikit kek, ya
elah.
Yang ketiga,
kalau kita terpaksa harus beli karena benar-benar urgent dan tidak bisa kita buat sendiri, kita harus beli yang
benar-benar awet dan kalau bisa yang murah. Aku kayaknya sudah keseret kultur
Belanda yang suka gratisan dan barang-barang murah, tapi benar, deh. Tidak
semua barang murah itu jelek. Bahkan, untuk baju kita bisa thrift. Sudah banyak juga laman di media sosial yang menjual
baju-baju thrift. Tapi tentu, beli secukupnya. Nanti malah karena murah belinya jadi banyak… sama saja, dong.
Yang keempat
dan paling seru untuk dilakukan adalah membuat tantangan. Nah, siapa yang suka
tantangan? Ayo angkat tangan! Aku tipikal orang yang juga sangat menyukai
tantangan. Dalam menghemat uang, kita bisa juga menerapkan hal ini, yaitu
dengan no shopping challenge. Pertama-tama jangan yang ekstrem dulu. Kita
bisa menjalankannya selama seminggu, terus berlanjut sebulan, bahkan bisa
setahun. Bayangkan berapa uang yang akan kita hemat!
Tentu saja
kita tidak boleh memaksakan diri dalam challenge
ini. Untuk kebutuhan primer harus tetap selalu tercukupi. Namun, untuk
hal-hal yang bisa kita hindari seperti sering nongkrong, jajan-jajan boros, itu
sangat bisa dikendalikan. Semangat yuk, pasti kita bisa.
Saranku untuk
diriku sendiri dan juga kalian, mumpung habis ini tahun baru kita bisa banget
nih mulai resolusi tahun baru dengan goal
berhemat. Kita juga bisa menetapkan tujuan kenapa kita harus berhemat.
Untuk aku, aku ingin berhemat karena ingin boros di akhir. Adegan ini tidak
boleh ditiru, terimakasih.
Comments