KRISIS IMAN

Dag Allemaal!

Aku nulis ini sambil nunggu waktu magrib. Sebenarnya dari kemarin aku ingin menulis blog tapi tidak ada waktu yang sempat. Kuliahku hampir menuju UAS dan tugasnya banyak. Belum lagi aku sedang baca beberapa buku menarik seperti Twenty Four Eyes, The Psychology of Money, dan terakhir baca Tokyo dan Perayaan Kesedihan. Yang terakhir agak menjengkelkan karena aku tidak terlalu suka jalan ceritanya. Gaya bahasanya juga aneh, tidak konsisten. Kalau penasaran langsung baca sendiri aja, deh.

Well, kenapa aku memilih topik ini? Tentu karena aku merasakannya. Apalagi ketika aku masuk ke UI yang isinya cenderung anak-anak dengan iman biasa saja. Tidak sealim ketika aku di Madrasah atau tidak seberakhlak ketika aku di SMA. Maaf menyebutnya tidak seberakhlak, tapi kayak beda saja gitu, loh, tingkat kesopanannya.

Memangnya krisis iman seperti apa, sih, Fi?

Bukan gimana-gimana, aku masih percaya akan adanya keberadaan Allah—yakali, ragu. Aku juga masih beribadah dan beristigfar. Tapi…

Aku ingin lepas jilbab.

Nah loh.

Padahal rambutku jelek, keriting, ketombean, kok ya masih ada niatan untuk buka jilbab? Ya gak tahu, soalnya di rumah aku juga gak pakai jilbab, kan. Keluar bareng keluargaku juga sering tidak pakai jilbab. Aku pakai jilbabnya saat bareng teman-teman sekolah, alasannya karena di sekolah aku pakai jilbab. Benar-benar tidak dari hati sejak dulu pakai jilbabnya, jadi kayaknya aku akan buka jilbab deh…

Persoalan jilbab ini memang masih banyak diperdebatkan. Ada yang bilang wajib mutlak dan kalau anak perempuan tidak memakainya, ayahnya akan dimasukkan ke dalam neraka. Terus ada yang bilang jilbab hanya budaya. Ada yang bilang ini itu dan aku tidak tahu hukum yang pasti bagaimana.

Seharusnya aku cari tahu sebelum bertindak lebih jauh. Insyaallah sambil jalan akan aku telusuri lebih lanjut. Semoga menemukan titik terang. Kalaupun nantinya aku jadi dengan rencana lepas jilbab, aku bakal akan menutup jilbab lagi setelah menikah. Alasannya apa? Pengin aja.

Regresnya keimananku semoga cuma di bidang jilbab saja. Aku gak mau melantur ke mana-mana dan kesangkut golongan islam liberal atau sekuler. Semoga meski nantinya lepas jilbab, aku bisa mengimbangi dosaku dengan amalan lainnya. Lalu, bagaimana kabar imanmu, teman-teman?

Comments

Popular Posts