KRISIS IMAN
Aku nulis ini
sambil nunggu waktu magrib. Sebenarnya dari kemarin aku ingin menulis blog tapi
tidak ada waktu yang sempat. Kuliahku hampir menuju UAS dan tugasnya banyak.
Belum lagi aku sedang baca beberapa buku menarik seperti Twenty Four Eyes, The
Psychology of Money, dan terakhir baca Tokyo dan Perayaan Kesedihan. Yang
terakhir agak menjengkelkan karena aku tidak terlalu suka jalan ceritanya. Gaya
bahasanya juga aneh, tidak konsisten. Kalau penasaran langsung baca sendiri
aja, deh.
Well, kenapa aku
memilih topik ini? Tentu karena aku merasakannya. Apalagi ketika aku masuk ke
UI yang isinya cenderung anak-anak dengan iman biasa saja. Tidak sealim ketika
aku di Madrasah atau tidak seberakhlak ketika aku di SMA. Maaf menyebutnya
tidak seberakhlak, tapi kayak beda saja gitu, loh, tingkat kesopanannya.
Memangnya
krisis iman seperti apa, sih, Fi?
Bukan
gimana-gimana, aku masih percaya akan adanya keberadaan Allah—yakali, ragu. Aku
juga masih beribadah dan beristigfar. Tapi…
Aku ingin
lepas jilbab.
Nah loh.
Padahal
rambutku jelek, keriting, ketombean, kok ya masih ada niatan untuk buka jilbab?
Ya gak tahu, soalnya di rumah aku juga gak pakai jilbab, kan. Keluar bareng
keluargaku juga sering tidak pakai jilbab. Aku pakai jilbabnya saat bareng
teman-teman sekolah, alasannya karena di sekolah aku pakai jilbab. Benar-benar
tidak dari hati sejak dulu pakai jilbabnya, jadi kayaknya aku akan buka jilbab
deh…
Persoalan
jilbab ini memang masih banyak diperdebatkan. Ada yang bilang wajib mutlak dan
kalau anak perempuan tidak memakainya, ayahnya akan dimasukkan ke dalam neraka.
Terus ada yang bilang jilbab hanya budaya. Ada yang bilang ini itu dan aku
tidak tahu hukum yang pasti bagaimana.
Seharusnya aku
cari tahu sebelum bertindak lebih jauh. Insyaallah sambil jalan akan aku
telusuri lebih lanjut. Semoga menemukan titik terang. Kalaupun nantinya aku
jadi dengan rencana lepas jilbab, aku bakal akan menutup jilbab lagi setelah
menikah. Alasannya apa? Pengin aja.
Regresnya
keimananku semoga cuma di bidang jilbab saja. Aku gak mau melantur ke mana-mana
dan kesangkut golongan islam liberal atau sekuler. Semoga meski nantinya lepas
jilbab, aku bisa mengimbangi dosaku dengan amalan lainnya. Lalu, bagaimana
kabar imanmu, teman-teman?
Comments