MAGRIB THOUGHTS

 Hello comrades!

Sepertinya sudah dua minggu blogku tidak kuisi apa pun. Sekarang ini pun aku sedang begitu sibuk karena akan rapat himpunan dan setelahnya aku harus menerjemahkan jurnal yang masih berbahasa Belanda. Untungnya besok tidak ada mata kuliah yang harus mengerjakan ini itu kecuali Fonetik Fonologi—mata kuliah ini bisa membuat orang depresi.

So, hari ini aku mau ngelantur saja nulisnya karena sudah lama tidak nulis (kecuali membuat paper kuliah. Oh yes! Itu tentu saja). Well, aku sekarang sudah mulai merasa ragu untuk terjun ke dunia kepenulisan fiksi karena recently aku sangat kurang berimajinasi. Kalau masalah baca masih suka, tapi untuk nulis imajinasiku perlu dipertanyakan lagi, deh. Sudah sangat tidak kreatif pokoknya kalau dibandingkan dulu.

Tentu saja aku tidak boleh menyerah begitu saja dengan imajinasiku. I think I am going to write a short story binnenkort? (maaf bahasanya emang nyampur gitu sekarang. Bodo amat kalian ngerti atau tidak). Itu rencanya untuk bulan ini. Karena ya ampun, jujur. Semester ini berat sekali. Beratnya seperti apa?

Soal beranak dalam kuis sangat memprihatinkan. Kemudian Fonfol yang bikin mau pingsan. Belum lagi daftar bacaan jurnal yang bahasa Belanda semua. Rasanya kepala mau pecah. Belum kerjaan di himpunan, ukm, organisasi-organisasi luar kampus, serta volunteer. Tuhan, sepertinya aku overpoductivity.

Selain masalah tersebut, aku juga terkena candu media sosial. Kalau aku sempat nulis tentang keharusan kita bijak dalam membagi waktu dalam bersosial media di blog ini, sekarang aku harus ditegur oleh diriku yang lama. Aku bisa spending my hours just for scrolling Tiktok, Twitter, Instagram, and Pinterest. Waktu membacaku yang sudah sangat terpotong jadi benar-benar nihil: aku tidak punya waktu membaca.

Aku sedang sangat kewalahan. Sometimes aku ingin keluar untuk melakukan ritual healing tapi semua itu hanya sekadar rencana. Waktu akhir pecan selalu aku jadikan sebagai ‘waktu bayar utang tidur’. So, I’m just laying down on my bed all day long.

Het gaat wel!

Aku tahu ini proses ‘menuju sesuatu’. Aku tahu yang kuperjuangkan (sebenarnya aku juga tidak terlalu tahu sedang memperjuangkan apa) pasti akan impas. Setidaknya meski aku tidak tahu untuk apa semua ini, aku harap bibit yang kutanam akan tumbuh menjadi pohon yang rindang (syukur-syukur bisa meneduhkan orang sekitar).

Well, jalan hidup memang tidak ada yang mudah. Semuanya sulit, tapi terkadang kadarnya saja yang berbeda. Pasti aku bakal melalui yang lebih sulit dari ini, apalagi ketika aku kuliah di Universitas Leiden nanti (ALLAHUMMA, GEDE BANGET NIH OMONGAN. Aamiin saja, deh). Tentu di Universitas Leiden nanti pasti lebih sulit dari UI. Semoga kesampaian, dah. Gila apa kalau enggak (tapi kalau nggak juga tidak apa-apa. Asal gantinya jauh lebih baik).

Zo, mungkin aku cuma sampai ini saja kali ya ngocehnya? Aku mau rapat dulu. Doei!

Comments

Popular Posts