OPINI: TREN THAT GIRL DAN SISI DESTRUKTIF DI DALAMNYA

Sumber gambar: https://pin.it/8dGAaws

That Girl adalah julukan kepada perempuan yang mendokumentasikan rutinitas pagi hari, bangun tidur yang sempurna dengan rambut yang sudah tertata dan wajah cantik, kemudian membuat  jus yang sehat, memanggang roti, sarapan dengan oat, dsb. Konten bertemakan that girl kebanyakan mengikuti rumus yang sama: bangun pagi—sarapan dengan banyak sayur—yoga—menulis jurnal disertai matahari yang bersinar melalui jendela. Mereka juga tidak bisa dipisahkan dengan kesan estetik dan tampilan ala-ala Pinterest. Kita pasti sering menemukan tipe-tipe perempuan seperti ini di TikTok, Youtube, Instagram, dan Twitter. Kesan estetik dan rutinitas yang mereka kampanyekan lewat postingan tersebut sebenarnya terlihat positif karena menginspirasi untuk produktif. Namun, tentu saja ada berbagai hal yang perlu kita sorot terhadap tren ini.

Dalam sebuah artikel di fashionjournal.com, Seerut K. Chawla, seorang psikoterapis, mengatakan bahwa obsesi tak sehat untuk terus menampilkan sisi terbaik ini adalah dikotomi yang konyol karena di satu sisi kita memiliki cara hidup yang egosentris (terpaku pada diri sendiri) tetapi di sisi lain kita menjadikan diri sendiri sebagai proyek di mana kita harus selalu menjadi lebih baik untuk ditunjukkan ke orang lain (dan menginspirasi).

Video dan gambar yang banyak beredar di media sosial yang menginspirasi kita untuk menjadi estetik juga bisa dikatakan distruktif karena bisa menginternalisasi otak dan menuntut kita untuk berbuat sama. Jika minimalisme mengajarkan kita untuk rapi dan hidup seminimal mungkin, maka that girl menuntut kita untuk memperindahnya dengan menambah ornamen-ornamen di dinding, berpakaian dengan estetik, barang-barang lucu dan vintage, serta lainnya yang berujung pada pemborosan.

Pernahkah kalian melihat postingan seperti dark academia outfit, matcha outfit ideas, dll? Apabila kita telan mentah-mentah postingan tersebut, kita dapat terdorong untuk membeli baju-baju baru dan menambah sekian banyak presentasi fast-fashion serta penumpukan limbah industri tekstil. Data dari United Nations Environment Programme (UNEP) menyebutkan bahwa industri fashion bertanggung jawab atas 10% emisi karbon global tahunan dan diprediksi akan melonjak lebih dari 50% pada tahun 2030. Bagaimana dengan thrifting?

Tren thrifting  yang mengkampanyekan sustainable living ternyata juga membawa dampak negatif, loh. Harga baju bekas yang murah dapat memicu orang untuk membeli lebih banyak baju dari yang seharusnya. Sifat konsumtif ini dapat memperbanyak jumlah baju yang berujung terhadap banyaknya pakaian yang terbuang sia-sia. Yup, kita sedang menghadapi lingkaran setan.

Kembali lagi ke fenomena that girl. Tren ini kebanyakan berisi wanita putih (kaukasoid) dengan badan langsing dan wajah good-looking. Niat yang pada awalnya menginspirasi akan berujung pada toksik karena standar kecantikan yang akan mengarah ke erosentrisme. Jika masyarakat Indonesia mengadopsi standar ini (sebenarnya standar ini sudah eksis di lingkungan kita), maka ujung-ujungnya kita tidak akan realistis dengan menuntut diri menjadi putih, mancung, tinggi, cantik, dst.

Well, tren that girl yang menimbulkan produktivitas toksik dan standar yang tidak realistis ini seakan memberi label bahwa kehidupan yang seimbang hanya bisa dicapai ketika kita menjadi seperti yang ditampilkan konten that girl and how to become like her? Sesungguhnya, perjalanan mengenali diri seorang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Serta merta, romantisasi kehidupan yang penuh estetika mungkin bukan solusi yang selalu tepat untuk menyelami diri. 

Menurutku, konten that girl bisa menjadi hiburan dan tontonan yang menarik, tetapi hanya sebatas itu dan kita tidak harus menjadi seperti mereka. Lantas, bagaimana pendapatmu?


Referensi

https://fashionjournal.com.au/life/that-girl-tiktok-trend/#:~:text=The%20premise%20of%20that%20girl,so%20damaging%20about%20these%20videos%3F

https://katadata.co.id/safrezifitra/berita/611e01f0031c2/tren-thrift-shop-yang-membawa-dampak-positif-bagi-lingkungan

https://sdgsummit.id/sdgs-now/sisi-buruk-dari-glorifikasi-tren-thrifting/

https://www.bustle.com/life/what-does-that-girl-mean-tiktok-viral-trend

https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/12/2021/26495/mengenal-tren-that-girl-yang-ramai-di-tiktok

Comments

Popular Posts