MINGGU PERTAMA UAS SEMESTER 3

Aku saat mendapat nilai tinggi: “Zomcur I’m coming!”

    Aku saat mendapat nilai yang mepet KKM: “Nilai tuh gak penting, asalkan kita paham sama materinya.” (Nyatanya aku tidak paham dengan materinya)

 sumber :https://pin.it/4PwlHx8

Minggu ini, aku ujian akhir semester 3. Rasanya biasa saja pada awal-awalnya. Aku sangat santai karena masih sempat-sempatnya membaca novel yang kupinjam dari perpustakaan. Aku juga masih sempat keluar bersama pacarku hingga jam sepuluh malam. Meski ujian ini sangat menentukan, tapi aku menghadapinya dengan santai.

Lalu, nilai-nilai pun keluar.

Well, ujianku menggunakan website universitas yang langsung memunculkan nilai ketika kita selesai mengerjakan. Setiap keluar kelas, wajahku tak lagi menampilkan cahaya seperti semangatku di pagi hari tadi. Lesu. Nilaiku tak sebanyak target yang harus kucapai—walau pun aku tidak begitu berekspektasi.

Untuk memelihara mental, aku tidak berani bertanya ke kedua temanku yang nilainya pasti di atas rata-rata nilaiku. Kalau bisa membaginya, kira-kira ada tiga strata nilai di Sastra Belanda angkatan 2021, di antaranya: 1) manusia-manusia yang keluar kelas dengan wajah lesu; 2) wajah-wajah lapar ingin ke Kansas dan tak peduli akan nilai, yang penting lulus; 3) wajah sumringah karena nilai di atas delapan puluh.

Tebak aku tim yang mana? Wajah lesu, lapar, bilang tak peduli nilai tapi dalam otak berkata ya Allah kok aku bego banget yah.

Tetapi yang jelas, suasana ujian memberikan kekhasannya sendiri. Sebelum ujian dimulai, kelompok-kelompok kecil di kelas saling berkumpul, mendiskusikan apa saja materi yang kira-kira keluar nantinya. Aku juga ikut nimbrung, terkadang loncat dari kelompok satu ke kelompok yang lain. Selesai ujian, semua orang menanyakan nilai. Ada yang membanding-bandingkan dengan nilai milik sendiri yang lebih kecil, ada juga yang hanya berkata wah. Kemudian, semuanya berjalan menuju Kansas dan mengenyangkan diri setelah otak dijejali soal-soal yang jatuh dari kata baik hati.

Anyway, ujianku bukan hanya minggu ini. Ini hanya minggu pertama, masih ada minggu kedua bahkan selanjutnya. Yang jelas, meski nilai-nilaiku naik turun seperti grafik saham, aku menikmati suasananya. Aku juga menyukai proses di mana aku dan teman-teman seangkatanku berproses untuk menjadi sesuatu.

Comments

Popular Posts