MISTERI SOLITER BY JOSTEIN GAARDER
Buku yang kubaca sekarang adalah
Misteri Soliter karya Jostein Gaarder. If
you know Dunia Sophie, nah Jostein Gaarderlah penulisnya. Di Misteri
Soliter kali ini, ia menuliskan mengenai kisah filsafat dalam setumpuk kartu
remi. Ketika membacanya, aku merasa benar-benar berpikir dan terpukau mengenai
betapa misterinya dunia ini. Belum lagi selipan-selipan mengenai teori
penciptaan yang dibungkus dengan kisah-kisah yang mudah dimengerti sekaligus
butuh perenungan.
Kisah dalam buku ini memiliki
tokoh utama bernama Hans Thomas yang bersama-sama ayahnya mengendarai fiat dari
Norwegia ke Yunani untuk mencari ibunya yang sedang mencari jati diri. Ibunya
pergi dari rumah ketika Hans berumur empat tahun sehingga susah sekali bagi
Hans untuk mengingat detail mengenai ibunya. Sedangkan ayahnya—yang suka sekali
berfilsafat—mengakui bahwa mungkin ia bisa menjawab berbagai pertanyaan rumit,
tapi satu hal yang paling tak bisa pahami: kenapa istrinya pergi
meninggalkannya? Dan kenapa alasannya mencari jati diri?
Anehnya, timbul kenyataan bahwa
Anita, ibu Hans, menjadi model majalah di Yunani. Hal ini mereka ketahui dari
kunjungan (aku lupa tapi sepertinya bibi) dari Yunani dan mendapati ada foto
Anita di antara iklan majalah.
Perjalanan yang jauh dari
Norwegia menuju Yunani diselingi banyak sekali kisah filsafat, baik dari
penuturan ayah Hans maupun dari kejadian-kejadian yang mereka alami. Salah
satu kejadian yang menurutku ajaib adalah kebetulan ketika seorang kurcaci di
Jerman memberikan kaca pembesar dan beberapa hari kemudian Hans Thomas diberi
buku yang sangat kecil (membutuhkan kaca pembesar) oleh seorang tukang roti di
Swiss. Di sana kita juga disuguhkan pertanyaan, apa sih itu kebetulan? Apakah
kelahiran kita dan keberadaan alam semesta ini adalah sebuah kebetulan? Jikalau
dunia ini penuh dengan tipuan, maka pesulap di baliknya pasti sangatlah hebat.
Di buku mikro yang diberikan
tukang roti itu, Hans harus membacanya dengan sembunyi-sembunyi. Buku tersebut
menceritakan mengenai sebuah pulau yang terdiri dari banyak kurcaci dengan baju
yang bergambar kartu remi dan angkanya. Di sana, terdapat banyak pertanyaan yang
diajukan oleh tokoh utama serta penjelasan yang masih ia cari.
Aku masih baca di halaman 279
sekarang. Aku akan melanjutkannya lagi. Well,
setidaksabar itu lah aku menceritakan buku dari penulis favoritku, Jostein
Gaarder. You have to read his books too.
I swear, you’ll never be disappointed from the stories that he wrote.
Kutipan bagus halaman 279:
“Kitalah yang akan bertambah tua dan beruban. Kitalah yang jadi lapuk dan menghilang. Tapi tidak demikian dengan mimpi-mimpi kita. Mimpi kita bisa terus hidup dalam diri orang lain bahkan setelah kita tiada.”
Comments