POETRIES #4

#1

Pada bahasa yang habis,

kuutarakan kasih lewat pandang

yang kau tahu pasti artinya apa.

 

Pada senyum kaku kikuk

yang melintasi wajahmu waktu itu,

jujur

aku ingin menciumimu detik itu juga.

 

Jikalau kasih ini tak sampai

maka bolehkah sekarang kumenghabiskan waktu?

Dengan jalinan erat tubuh bersatu

merampai sembilu dan cinta

hingga lupa bahwa besok kita tak lagi akan berjumpa.

 

#2

Bunga-bunga merontok terkena aliran air

hujan.

Bunga-bunga, bunga apa?

Tak mungkin benar bunga kemboja yang tiga meter tingginya.

maka, melati lah korbannya.

 

Daun-daun habis dikikis oleh musim.

Daun-daun, daun apa?

Tak mungkin benar daun maja yang tetap

hijau saat dua musim bahkan pancaroba.

Maka, jati saat kemarau lah yang jadi korbannya.

 

Gadis-gadis sembab pipinya oleh tangis.

Gadis-gadis, gadis siapa?

Tak mungkin benar gadis yang di ujung taman

itu yang bergandengan tangan dengan

kekasihnya.

Maka, gadis yang menari di bawah hujan

tanpa sepayung pun teduhan lah yang jadi korbannya.

 

#3

Melalui terowongan yang vakum

aku menemukan sesuatu.

Sebuah puisi tua nan lama

tentang nama yang tak lagi ada.

 

Ia menggerogoti jiwa yang telah membaharu

menjadi keropos seperti rayap.

Lalu jiwa itu jatuh,

tiarap,

meratap,

sekarang gelap.

Comments

Popular Posts