WE TALKED ABOUT THE FUTURE (AGAIN)

Sumber Gambar: https://pin.it/7eIjGey

Di sebuah kafe kecil langganan tempat aku dan pacarku makan, kami banyak bercerita tentang rencana-rencana masa depan. Bukan tentang pernikahan, itu masih jauh sekali meskipun terkadang kami juga membicarakannya. Tetapi tentang rencana setelah ini, setelah kuliah. Kerja apa? S2 jurusan apa? Kerja di mana? S2 di mana?

Jujur, membicarakan masa depan adalah salah satu hal yang paling memusingkan. Bagi orang yang malas mengatur hidup dengan terlalu banyak rencana, memikirkan masa depan membuatku sangat tertekan. Meskipun begitu, hidup tanpa cita-cita menurutku terkesan terlalu terlantar. Aku harus tahu, dong, setidaknya aku ingin menjadi apa nantinya?

Aku tidak akan memberitahukannya secara detail mengenai isi percakapan kami karena semuanya terlalu personal. Adapun intinya, kami masih belum bisa memutuskan secara pasti akan menjadi apa. Kami hanya menjawab, minimal menjadi ini dan maksimal semoga bisa jadi begitu. Lalu, kami saling bersitatap dan menyemangati. Hidup itu tidak mudah, ya?

Lalu bagaimana jika kita tidak menjadi apa-apa?

Kami membiarkan pertanyaan paling pesimistis itu disebutkan. Sebentar terdiam, aku kemudian mendapatkan sebuah jawaban: kita tidak mungkin tidak menjadi apa-apa. Kita pasti akan menjadi sesuatu, bukan? Itu pasti. Aku, kamu, kita akan menjadi sesuatu.

Memikirkan masa depan yang memusingkan diri sendiri ini juga menurutku bukan sesuatu yang sia-sia. Memikirkannya jadi membuat kita merenung, soalnya ketika aku memikirkan masa depan tuh: anjir kalau aku gini-gini doang mana bisa masa depan aku cerah?! Jadinya, sering sekali setelah memikirkan masa depan aku jadi kembali rajin. \

Katanya, masa depan jangan terlalu di overthinking-kan. Ya tapi bagaimana, ya? Terkadang sumpek banget di dalam kepala. Apalagi jika tiba-tiba ada saudara yang menanyakan: nanti sudah lulus mau kerja di mana? Lulusanmu nanti kerjanya di mana, sih? Harusnya pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak usah kita pusingkan. Tapi tetap saja kepikiran.

Kalau tidak, begini saja, deh. Postingan blogku yang ini akan aku buka lagi lima tahun yang akan datang. Tepat di tanggal dan bulan yang sama untuk lima tahun lagi, aku akan mengirim pengingat. Kira-kira, apa yang akan kujawab dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini?

1.      Sudah kerja belum? Kalau sudah, jadi apa?

2.      Berapa gajimu? Sudah bisa beli buku tanpa mikirin harga, belum?

3.      Jadi S2 di mana? Ambil jurusan apa?

4.      Lagi bahagia atau sedih? Cerita, dong! Kalau bisa, jawab dengan nulis blog lagi, ya! (Semoga aku masih betah nulis segala hal di blog, biar nih blog yang agak abal-abal tetap eksis.)

Mari kita lihat nantinya! Well, aku penasaran banget, sih.

Comments

Popular Posts