WE TALKED ABOUT THE FUTURE (AGAIN)
Di sebuah kafe kecil langganan
tempat aku dan pacarku makan, kami banyak bercerita tentang rencana-rencana
masa depan. Bukan tentang pernikahan, itu masih jauh sekali meskipun terkadang
kami juga membicarakannya. Tetapi tentang rencana setelah ini, setelah kuliah.
Kerja apa? S2 jurusan apa? Kerja di mana? S2 di mana?
Jujur, membicarakan masa depan
adalah salah satu hal yang paling memusingkan. Bagi orang yang malas mengatur
hidup dengan terlalu banyak rencana, memikirkan masa depan membuatku sangat
tertekan. Meskipun begitu, hidup tanpa cita-cita menurutku terkesan terlalu
terlantar. Aku harus tahu, dong, setidaknya aku ingin menjadi apa nantinya?
Aku tidak akan memberitahukannya
secara detail mengenai isi percakapan kami karena semuanya terlalu personal.
Adapun intinya, kami masih belum bisa memutuskan secara pasti akan menjadi apa.
Kami hanya menjawab, minimal menjadi ini dan maksimal semoga bisa jadi begitu.
Lalu, kami saling bersitatap dan menyemangati. Hidup itu tidak mudah, ya?
Lalu
bagaimana jika kita tidak menjadi apa-apa?
Kami membiarkan pertanyaan paling
pesimistis itu disebutkan. Sebentar terdiam, aku kemudian mendapatkan sebuah
jawaban: kita tidak mungkin tidak menjadi apa-apa. Kita pasti akan menjadi
sesuatu, bukan? Itu pasti. Aku, kamu, kita akan menjadi sesuatu.
Memikirkan masa depan yang
memusingkan diri sendiri ini juga menurutku bukan sesuatu yang sia-sia.
Memikirkannya jadi membuat kita merenung, soalnya ketika aku memikirkan masa
depan tuh: anjir kalau aku gini-gini doang
mana bisa masa depan aku cerah?! Jadinya, sering sekali setelah memikirkan
masa depan aku jadi kembali rajin. \
Katanya, masa depan jangan terlalu
di overthinking-kan. Ya tapi
bagaimana, ya? Terkadang sumpek banget di dalam kepala. Apalagi jika tiba-tiba
ada saudara yang menanyakan: nanti sudah
lulus mau kerja di mana? Lulusanmu nanti kerjanya di mana, sih? Harusnya
pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak usah kita pusingkan. Tapi tetap saja
kepikiran.
Kalau tidak, begini saja, deh.
Postingan blogku yang ini akan aku buka lagi lima tahun yang akan datang. Tepat
di tanggal dan bulan yang sama untuk lima tahun lagi, aku akan mengirim
pengingat. Kira-kira, apa yang akan kujawab dari pertanyaan-pertanyaan berikut
ini?
1. Sudah kerja belum? Kalau sudah, jadi
apa?
2. Berapa gajimu? Sudah bisa beli buku
tanpa mikirin harga, belum?
3. Jadi S2 di mana? Ambil jurusan apa?
4. Lagi bahagia atau sedih? Cerita,
dong! Kalau bisa, jawab dengan nulis blog lagi, ya! (Semoga aku masih betah
nulis segala hal di blog, biar nih blog yang agak abal-abal tetap eksis.)
Mari kita lihat nantinya! Well, aku penasaran banget, sih.
Comments