SO MANY ACTIVITIES TO DO, SO LITTLE TIME

Sumber gambar: https://pin.it/2BaaxtJ

Pernah tidak kalian merasa 24 jam sehari itu kurang? Aku merasakannya, 24 jam sehari terlalu singkat. Pun kebutuhan tidur selama 8 jam sehari yang menurutku terlalu lama. Tahu-tahu ketika aku sedang mengerjakan sesuatu, eh sudah pukul 12 malam saja! Tahu-tahu, sudah dini hari jam 2. Fyuuuh!

Kenapa aku butuh banyak sekali waktu dalam sehari? Klise, aku ingin membaca buku yang banyak sekali. Selain itu, aku juga ingin memulai menulis novel pertamaku yang belum juga kumulai. Apalagi aku baru saja launching penjualan rajutan-rajutanku. Aku juga ingin melukis tiap hari agar lukisanku menjadi lebih baik. Aku juga ingin menambah kemampuanku berbahasa asing, which are Dutch and I want to add Mandarin. Aku juga mau belajar bikin tembikarrr.

Aku yakin jika kalian juga ingin melakukan banyak hal dalam sehari. Namun, barangkali waktu terbatas yang Tuhan berikan inilah yang menjadikan kita manusia, bukan robot yang bekerja dengan durasi lama tanpa lelah. Dengan begitu, seharusnya kita memanfaatkan waktu yang sangat sangat sangat terbatas ini dengan maksimal dan penuh tanggung jawab.

Di sisi lain, pernah juga tidak kalian tidak ingin melakukan apa pun seharian? Cuma ingin berbaring, nonton film atau hanya scroll Reels dan video TikTok. Aku juga, sering sekali malah. Namun, di sore hari aku merasa badanku pegal-pegal karena kebanyakan rebahan. Well, saat baca buku atau merajut juga aku kebanyakan melakukannya sambil rebahan, duduk lama, atau tengkurap. Dapat disimpulkan, aku pegal-pegal setiap hari.

Omong-omong tentang Reels dan TikTok, kalian setuju tidak kalau penyuguhan video dengan durasi yang singkat membuat kita tidak sabaran terhadap hal-hal yang slow-mo dan membutuhkan waktu yang lambat? Menurutku, segala yang instan di dunia modern sekarang membuat kita membenci gerakan yang pelan atau pun hal-hal yang manual. Di sisi lain, Reels dan TikTok yang terlalu banyak video singkat yang kita merasa ‘perlu’ untuk tonton tidak mudah membuat kita berhenti menontonnya. Bisa saja tuh kita tahan selama lima jam buat scroll doang. Yang bikin gemas lagi, anak-anak usia dini sekarang sudah kecanduan video-video tersebut. Aku mau bahas pentingnya pemantauan orangtua dalam hal penggunaan gawai untuk anak-anak, tapi sepertinya akan membosankan dan terlalu banyak dibahas.

I’m sorry kalau tulisanku melantur ke mana-mana, tapi sekarang aku sedang membaca bukunya Haruki Murakami yang What I Talk About When I Talk About Running. Hasilnya, sekarang aku ingin punya hobi lari. Selama 20 tahun hidup, aku benar-benar menjalani kehidupan yang kurang sehat seperti jarang berolahraga. Aku orangnya mageran parah. Pengin banget punya hobi lari. Nyatanya, mengumpulkan niat sesusah itu karena bagaimana bisa lari pagi kalau aku bangun pukul 11 siang? Bagaimana bisa lari sore kalau aku sedang mager dan lagi tidak bisa diganggu karena sedang merajut atau baca buku?

Sepertinya keinginan berlari hanyalah semu.

Oh ya, minggu depan sudah mulai kuliah, nih! Aku tidak excited tapi juga tidak sedih, sih. Membayangkan rutinitas berangkat pagi, pulang sore, mengerjakan tugas, dll sudah bikin aku capek sendiri. Tapi aku yakin aku bisa mengatasinya.

Sudah dulu, ya!

Doei!

Comments

Popular Posts