Life Update: Demotivasi


         Kota ini menjadi semakin membosankan bagiku. Rutinitas setiap hari yang sama membuatku jenuh bukan main. Aku butuh sedikit sentuhan konflik, bumbu mecin atau sejenis penyedap rasa, karena aku merasa semua yang berkaitan dengan hidupku pun hidupku itu sendiri sedang tidak baik-baik saja.

Sedikit saja pemicu, entah sambungan internet kosku yang super lemah, laptop kentangku yang bermasalah, atau teman yang berkelakuan seperti setan, dapat membuatku meledak kapan saja. Rasanya, emosiku sedang sangat rentan, tidak tahu kenapa.

Aku juga jarang membuat puisi sebab dunia di sekelilingku sudah sulit untuk diromantisasi. Tidak indah dilihat dari segi manapun, buram, kelam, tenggelam hingga ke dasar lautan perenungan. Mungkin ini bukan salah kota Jakarta atau pun Depok yang penuh polusi. Bukan salah internet kosku, laptop, atau temanku. Ini salah makhluk yang bersembunyi dalam tubuhku: tentu saja, jiwaku sendiri.

Kemarin aku mencoba mengenali lagi hobiku yang perlahan mati: membaca. Kamu tidak salah baca atau pun dengar. Aku mulai suntuk dalam membaca. Aneh, bukan? Jika Aufi dapat dikenali lewat kekhasannya dalam mencintai buku-buku sebagai dunianya, kali ini dunia itu perlahan sirna. Makanya, aku mulai baca lagi. Buku Lima Sekawan karya Enid Blyton yang sangat ringan. Aku meminjamnya dari perpustakaan kampus.

Sekarang, setelah aku mengulik dunia membacaku yang menjauh, hidupku tidak langsung seperti malam yang bertemu paginya lewat matahari yang menerangi. Sungguh biasa saja, seperti berlalu, datar, dan sekali lagi: kusam. Aku juga mulai kehilangan tawa.

Aku jadi lebih sering mengeluarkan tangis. Tangisan pendek dan panjang. Tangisan sekilas dan yang susah untuk diam. Alasannya, aku khawatir tentang berbagai hal yang bahkan aku tahu kalau itu berada di luar kendaliku. Sesak rasanya.

Aku ingin bangkit dengan segera, doakan saja.

Maaf jika tulisan ini terlalu personal, aku hanya ingin bercerita. Karena satu pembaca yang membaca tulisanku, juga berarti satu pelukan yang mendekapku. Terima kasih.


Comments

Popular Posts