Solo Travel: Mini Version

Bepergian sendiri dan me-time rasanya memiliki korelasi yang erat satu sama lain. For me, bepergian sendiri membuatku lebih menemukan hal-hal lain yang mungkin tidak aku temukan saat bepergian bersama teman-teman. Contohnya, rasa bingung dan tersesat.

Of course ada Google ataupun G-maps yang bisa membantu kita mendireksi tempat tujuan. Tapi, kenyataan dengan teori agaknya banyak perbedaan. Mungkin gak tau peron mana buat ke mana, pakai lift atau underpass enaknya, pakai transjakarta atau ojol. Semua harus kita pikirkan dengan cepat.

Aku masih belum bisa deskripsikan pengalaman solo travel lintas pulau atau negara. Paling-paling Jakarta Banyuwangi, Surabaya-Banyuwangi, Tebet/Kemang-Depok. Nanti kalau sudah, aku update lagi, ya!

Gak bohong, tapi memang seseru itu! Pada perjalananku ke Bali sekitar tiga bulan lalu, aku ketemu cewek Portugal yang lagi di feri bawa tas punggung yang besar. Aku tanya, dia sama siapa keliling Indo? Keren, sendiri. Solo travel buat dia adalah salah satu cara untuk menemukan diri sendiri. Dan itu lah yang ingin kulakukan. Masalahnya, uangnya yang belum ada. Nanti kita coba di lain hari.

Aku pengin bikin section Aufi The Explorer Zone, deh nanti. Akan aku deskripsikan perjalanan soloku dengan detail. Apa aja yang aku temukan, bertemu dengan siapa saja aku di perjalanan, dst.

Btw, aku lusa akan ke Tebet lagi! Kalau ke Tebet doang, deket Fi. Ya memang, tapi menurutku asik aja, gitu. Jalan-jalan ke tempat yang aku belum tahu letaknya di mana dan itu pertama kalinya ke sana via sendirian. Nanti aku ceritakan setelah melakukannya.

Selain itu, aku juga bakal pulang sendirian minggu ini ke Banyuwangi. Alasan aku ngebet pulang: kangen sama anak-anakku. Sumpah, tiap nemu kucing di TL Twitter dan Instagram bikin hatiku teriris-iris. Kangen banget sama Wiwit dan Wawang.

Bertemu dan Berbincang dengan Orang Asing

Ini part yang kadang tak terhindarkan meski aku sedang introvert zone. Misal, ketemu orang tua anak UGM di kereta yang lagi mau besuk anaknya ke Jogja. Habis itu ndengerin cerita yang panjang tentang mereka yang bangga dengan anaknya. Atau, bertemu ibu-ibu pengusaha yang punya peternakan puyuh dan dia cerita step by step cara nernakin puyuh (ini menginspirasi karena banyak untungnya, cui!). Kalau gak, pas di Surabaya aku ketemu mbak-mbak yang aku kira masih kuliah tapi udah punya anak (sumpah, wajahnya awet muda banget).

Bertemu dan berbincang dengan orang-orang asing kebanyakan menyenangkan, kecuali diajak ngomong ojol. I mean, aku bakal banyak “ha? Apa pak?” karena… you know lah how talking works saat riding motorcycle.

Goals

Aku pengin solo travelku next level. Pengin ke Dieng sendiri, ke Danau Toba, ke luar negeri juga. Doain aku panjang umur dan banyak rezeki, ya!

Comments

Popular Posts