[Tanpa Judul]: Sebuah Puisi

Sebuah Puisi

Di malam ke sekian setelah kita bertemu, aku hanya menemukan rasa kosong dan hampa seperti tak lagi punya rasa karena hatiku sudah tertinggal di sana. Di kamu.

Jika kamu saat itu menemukanku berkata dengan terpatah-patah, gelisah, menatapmu dengan pandangan tak berkedip, maaf kalau aku ternyata sudah jatuh cinta. Padamu.

Lalu, ketika aku diselimuti awan hitam, marah-marah tak jelas setelah kamu dekat dengan seorang perempuan lain, aku rasa saat itu aku sudah jatuh lebih dalam. Aku cemburu.

Pada malam ketika langit cerah berbulan dan berbintang pun pada malam ketika langit hujan di kota ini yang jauh dari kota tempatmu berada, aku menangis. Aku rindu. Padamu.

Dan, pada kesekian puisi yang kutulis tentangmu (selalu tentang kita), aku berikrar. Kita sudah sepantasnya bersama. Selamanya.

Sampai jumpa.

Comments

Popular Posts